BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ikan Asin adalah salah satu makanan
yang digemari masyarakat pesisir pantai karena rasanya enak dan harganya pun
terjangkau. Selain itu, Ikan Asin juga makanan yang dapat bertahan lebih lama,
tetapi proses pembuatannya memakan waktu yang relatif cukup lama. Hal itu
dikarenakan, proses penjemuran Ikan Asin mengandalkan sinar matahari.
Di Indonesia seringkalidianggap
sebagai makanan orang-orang golongan menengah kebawah. Namun berbanding
terbalik dengan di negara lain, Ikan Asin merupakan makanan favorit bagi
orang-orang golongan menengah keatas. Karena Ikan Asin tidak hanya dapat
diproduksi di Indonesia saja, melainkan juga diproduksi di negara-negara lain
hanya cara pengolahan dan jenis ikan yang digunakan untuk membuatnya berbeda.
Di negara lain, jenis ikan yang digunakan untuk membuat Ikan Asin biasanya ikan
yang masih segar dan menggunakan ikan dengan kandungan gizi yang tinggi.
Sedangkan, di Indonesia seringkali Ikan Asin dibuat dari iakan yang sudah tidak
segar, dan menggunakan ikan dengan kandungan gizi yang rendah.
B.
Batasan
Masalah
Sesuai
dengan judul karaya ilmiah yaitu “Pembuatan Ikan Asin” maka pembahasan kami
kali inu berkisar pada Pembuatan Ikan Asin yang baik dan benar agar Ikan Asin
tidak lagi dianggap hanya sebagai makanan
bagi orang-orang golongan menengah kebawah. Pembahasan kali ini akan
membatasi pada nilai-nilai gizi yang ada pada Ikan Asin jika Ikan Asin itu
dibuat dengan baik dan benar, serta cara mengelola Ikan Ain menjadi lauk yang
menggugah selera makan. Namun, kami lebih menitik beratkan pada proses
pembuatan Ikan Asin.
C.
Tujuan
Penulisan
Ø Agar
kita dapat mengetahui cara pembuatan Ikan Asin yang baik dan benar.
Ø Menambah
Pengetahuan dan Wawasan.
Ø Menambah
pengalaman dalam dunia kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ikan asin
Ikan
asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya
membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu
berbulan-bulan
Beraneka
jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan
darat maupun
ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau
direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau
dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging. Karena
perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik
cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam
meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai
keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.
Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan
proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.
Faktor-faktor yang berpengaruh :
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan adalah
sebagai berikut :
1. Konsentrasi
garam
Semakin
tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke
dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.
2. Jenis
garam
Garam
dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan
menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung
unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain
yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
3. Ketebalan
daging ikan
Semakin tebal daging ikan, proses
pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih
banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris
tipis sebelum diasinkan.
4. Kadar
lemak dalam daging
5. Kesegaran
daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki
daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga proses
pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak
sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
6. Suhu
daging ikan
Mengonsumsi ikan asin secara terus menerus
itu dapat menyebabkan kanker, juga kanker nesofaring. Nasofaring adalah daerah
tersembunyi yang terletak di belakang hidung berbentuk kubus. Bagian depan
nasofaring berbatasan dengan rongga hidung, bagian atas berbatasan dengan dasar
tengkorak, serta bagian bawah merupakan langit-langit dan rongga mulut.
Ikan asin itu merupakan mediator utama dalam pembentukan dan
perkembangan virus Epstein-Barr. Virus Epstein-Barr adalah virus yang
berperan penting dalam timbulnya kanker nasofaring. Virus yang hidup bebas di
udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di nasofaring tanpa
menimbulkan gejala.
Bab III
Metodologi Penelitian
A. Metode Pengumpulan
Data
Metode
yang digunakan adalah metode survei dan observasi lapang. Data yang
dikumpulkan dilakukan dengan teknik
wawancara tidak terstruktur yang antara lain
mencakup cara penangkapan ikan asin, cara pembelian ikan
asin, cara pengasinan dan
penjualan.
B. Jenis Penelitian
Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Survei
Yaitu dengan cara memperoleh fakta dari gejala yang ada.
Mencari keterangan secara faktual . dan Melakukan evaluasi secara lansung
terhadap pengelola ikan asin.
C. Sumber data
Sumber data kami adalah seorang
pengelola ikan asin yang berada di Belawan, yang bernama Ibu Rohayah, yang
telah memulai usaha pembuatan ikan asin tahun 1994 atau sekitar 17 tahun yang
lalu.
D.
Analisis Data
Data yang
terkumpul kenudian dianalisis secara deskriptip. Sedangkan untuk
mengetahui kelayakan usaha (aspek ekonomi)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pembuatan Ikan Asin
Pertama,
ikan melalui tahap pembelahan, untuk memisahkan dari isi perutnya. Setelah itu,
ikan dicuci hingga bersih.
Lalu berlanjut ketahap pemberian air
garam ,untuk sebagai pangawet.
Proses pengawetan berlangsung selama
satu(1) malam. Lalu ikan di jemur dibawah sinar matahari.
B. Proses Pembuatan
Ikan Asin
Dalam
pembuatan ikan asin , yang merupakan pekerjaan pokok adalah penggaraman dan
pengeringan, meskipun demikian ada beberapa tahapan kegiatan yang sebetulnya
dilakukan oleh Pengelola, yaitu:
1.
Pembersihan dan pembelahan ikan
Pada
tahap ini, pembersihan yang dilakukan adalah dengan memisahkan ikan dari isi
perut ikan, sehingga lebih bersih. Dan selanjutnya dilakukan pembelahan pada
ikan tersebut.
2.
Penggaraman
Penggaraman
atau pemberian garam dilakukan setela tahap 1 selesai. Garam yang diberikan
adalah garam murni yang biasanya kandungan NaCl nya tinggi .
Perbandingan antara bahan baku ikan teri dengan garam adalah
2 : 1, jadi untuk 100 kg ikan garam yang dibutuhkan sekitar 50 kg.
3. Penjemuran
(Pengeringan)
Ikan
yang telah diproses dalam penggaraman, kemudian dicuci bersih dan
langsung dijemur di atas pin. Tempat penjemuran bebas dari naungan dengan
tujuan agar sinar matahari dapat digunakan seluruhnya.
Proses Pengeringan yang dilakukan
oleh pengelolah hanya dilakukan dengan memanfaatkan, jika cuaca mendukung /
panas hanya membutuhkan waktu setengah hari untuk menjemur ikan tersebut hinga
kering. Namun,jika cuaca tidak mendukung atau hujan , biasanya para penggelolah
membutuhkan waktu untuk mengeringkan ikan tersebut sampai berhari-hari bahkan
sampai ber mainggu-minggu.
C.
Alat dan bahan yang digunakan dalam
pembuatan
Dalam
pembuatan ikan asin hanya membutuhkan untuk proses pengawetan ikan berupa garam
saja.
Biasanya untuk garam sebanyak 50 kg
yang seharga Rp.48000 digunakan hanya untuk ikan 100 kilo saja. dan biasanya
untuk ikan 100 kg, setelah melalui proses pembelahan dan pengeringan hanya
sekitar 60 kg.
D. Jenis-jenis ikan yang diasini berupa :
1.
ikan layang
2.
ikan gembung
3.
ikan dencis
4.
ikan pisang belah
5.
udang rebah
6.
ikan pisang bulat
7.
ikan parang-parang
E.
Bahan Pengawet
Hanya
menggunakan Air dan Garam untuk pengawetan. Dan itu lebih terjamin kesehatannya
bagi para pembeli. Baik yang untuk dikonsumsi sendiri atau untuk dijual
kembali.
BAB V
RESEP PENGOLAHAN IKAN ASIN
1.
IKAN ASIN BALADO
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
§
150 gram ikan asin bulu ayam,
digoreng kering
§
2 batang serai, dimemarkan
§
4 lembar daun jeruk, dibuang
tulangnya
§
20 buah mata petai, goreng utuh
dengan kulitnya, diiris panjang
§
1 buah tomat merah ukuran kecil, dipotong-
potong
§
1 sendok makan asam jawa, (dari 1 sendok teh asam jawa dan 2
sendok makan air)
§
1/2 sendok teh garam
§
1/4 sendok teh gula pasir
§
100 ml minyak untuk menumis
Bumbu Tumbuk Kasar :
Bumbu Tumbuk Kasar :
§
12 buah cabai merah besar (200 gram)
§
8 buah cabai merah keriting (50 gram)
§ 8 butir bawang merah
Cara
Pengolahan :
1. Tumis bumbu tumbuk kasar, serai,
daun jeruk, dan petai sampai harum. Masukkan
tomat dan air asam jawa. Tumis sampai layu. Tambahkan garam dan gula
pasir. Aduk rata.
2.
Masukkan ikan asin. Aduk sampai terbalut rata.
2.
IKAN ASIN PEDAS
Bahan – bahan :
·
250 gr ikan asin gabus, potong uk 2 cm x 2 cm
·
2 bh cabe merah, iris tipis serong
·
4 bh bawang merah, iris tipis
·
1 bh jeruk nipis, airnya saja
·
3 sdk makan minya goreng
Cara memasak :
1.
Siram ikan asin gabus dengan air mendidih, biarkan hingga
dingin, cuci dan tiriskan
2.
Panaskan minyak yang cukup banyak di atas pengorengan dengan
api sedang
3.
Masukkan ikan asin tadi kemudian goreng hingga matang.
4.
Angkat dan tiriskan.
5.
Panaskan minyak sesuai resep, masukkan bawang merah dan
tumis hingga harum
6.
Tambahkan cabe merah, aduk rata, tumis hingga layu
7.
Kecilkan api, lalu masukkan ikan asin yang sudah digoreng
dan air jeruk nipis.
8.
Aduk rata, angkat dan sajikan.
3. PEPES IKAN ASIN PEDA
Bahan
:
·
2 bh ikan peda putih
·
200 ml santan kental
·
10 pucuk daun kemangi
·
2 lbr daun salam
·
2 bh cabai merah, iris serong
·
2 bh tomat merah, iris kasar
·
10 bh cabai rawit merah
·
200 g daun singkong, rebus, iris halus
·
2 btg serai, memarkan
·
4 lbr daun jeruk
·
1/2 sdt garam (secukupnya)
·
1 sdt gula pasir
·
Daun pisang secukupnya
Bumbu
Halus Pepes Ikan Asin Peda :
· 1/2 ruas jari kunyit
· 5 btr bawang merah
· 3 siung bawang putih
· 5 butir kemiri
Cara
Membuat :
- Tumis bumbu halus hingga harum,
masukkan salam, serai, dan daun jeruk. Masukkan santan kental, daun
singkong, dan ikan peda. Tambah garam dan gula pasir. Masak hingga kering.
Angkat.
- Taruh ikan peda dan sayuran di
atas daun pisang, tambahkan tomat, cabai merah, cabai rawit utuh, dan daun
kemangi.
- Kukus pepes selama 10 menit dan
bakar di atas bara.
- Sajikan pepes peda dengan nasi hangat.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengasinan ikan Asin di daerah Belawan dilakukan secara
tradisional, dengan proses tahapan sebagai berikut : pembersihan - penggaraman
– penjemuran.
2.
Dari hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan . artinya
usaha ini layak untuk dikembangkan. Karena mendapatkan keuntungan yang lumayan.
B. Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas ikan asin yang dihasilkan sehingga dapat bersaing
dengan produk ikan asin dari daerah lain
bahkan di pasar global.
2.
Perlu dikembangkan usaha pengasinan ikan asin ini dari skala
rumah tangga menjadi skala usaha yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
www.Google.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL
BalasHapusTenda jenis ini sering digunakan untuk kegiatan berskala besar, karena mampu mangakomodasi kebutuhan dan kenyamanan didalamnya. Tenda ini juga memiliki ketahan dan kekuatan yang sama dengan bangunan permanen.
Tenda Roder Putih dan Tenda Transparan
Tenda Roder Putih
Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih privasi.
Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.
Tenda Transparan
Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL.
Spesifikasi Tenda Roder
1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
2. Memiliki Ukuran yang besar Dan beragam
Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaitu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang bentangan kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat. Atau bisa juga menggunakan besi.
4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara.
Spesifikasi rangka tenda Roder
1. Bentangan 10
memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
2. bentangan 15
memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
3. Bentangan 20
memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
*tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20. (bisa custom)
Anda juga dapat menghubungi kami di :
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://tendagudangbogor.blogspot.com/
https://tendaroderbsm.blogspot.com/
Twitter : @TangerangRoder
Instagram : @tendapameranjakarta
Instagram : @tendagudangjakarta
SHOPEE : @https:tendarodertangerang
TOKOPEDIA : @partisipameran23
PINTEREST : @TENDARODERBANDUNG