Selasa, 30 Agustus 2016

PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
     I.          Tujuan Praktikum
Mengetahui faktor yang mempengaruhi biji kacang hijau untuk tumbuh dan berkembang
  II.          Alat dan Bahan
1.    Gelas air mineral 3 buah
2.    Karet gelang
3.    Penggaris
4.    Kacang hijau
5.    Kapas
6.    Air
7.    Kertas karbon
8.    Kertas label
   III.     Langkah Kerja
1.    Menyiapkan  3 buah gelas airmineral bekas
2.    Meletakkan kapas yang telah dibasahi ke dalam gelas mineral tersebut
3.    Meletakkan masing-maising 5 biji kacang hijau dalam tiap gelas air mineral
4.    Meletakkan gelas pertama pada tempat yang terpapar cahaya matahari
5.    Meletakkan gelas kedua pada tempat yang  gelap
6.    Meletakkan gelas ketiga pada tempat yang terpapar sinar matahari
7.    Tutup seluruh permukaan gelas ketiga dengan kertas karbon dan diikat karet gelang, membuat satu lubang pada kertas karbon yang mengelilingi gelas
8.    Memberi air secukupnya setiap hari
9.    Mengamati pertumbuhan dan perkembangannya selama 5 hari, serta mengukur tinggi tanaman yang tumbuh.






 IV.          Tabel Pengamatan
Perlakuan
Cahaya
Tinggi ( cm ) dan penampakan
Karbon
Matahari
Gelap
Hari ke 1
Tinggi 0,5 cm
Biji membelah dan tumbuh  kecambah
Tinggi 0,8 cm
Biji membelah dan tumbuh  kecambah
Tinggi 1,5 cm
Biji membelah dan tumbuh  kecambah
Hari ke 2
Tinggi 1 cm
Akar telah tumbuh
Tinggi 1,3 cm
Akar telah tumbuh
Tinggi 2,2 cm
Akar telah tumbuh
Hari ke 3
Tinggi 1,2 cm
Batangnya berwarna kemerahan
Tinggi 1,5 cm
Batangnya berwarna kemerahan
Tinggi 4 cm
Batangnya berwarna putih pucat
Hari ke 4
Tinggi 3 cm
Daun berwarna hijau tua
Tinggi 3,5 cm
Daun berwarna hijau tua dan lebih lebar
Tinggi 7 cm
Daun berwarna hijau muda dan tidak lebar
Hari ke 5
Tinggi 8 cm
Tumbuh menuju arah datangnya sinar matahari
Tinggi 8,2 cm
Batangnya tumbuh tegak dan kokoh

Tinggi 12 cm
Batangnya lebih panjang tetapi tidak tegak

   V.     Bahan Diskusi
1.    Bagaimanakah pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman ?
2.    Apa kesimpulan anda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan  tanaman ?
Jawab :
1.      Faktor-faktor lingkungan ( eksternal ) sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, antara lain :
§  Air :  Diperlukan tumbuhan untuk berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel dan mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh.
§  Oksigen : Sebagai penghasil energi, karena oksigen memecah zat-zat makanan sehingga menghasilkan energi yang digunakan untuk tumbuh. Jika kekurangan oksigen, maka proses pertumbuhan akan terganggu.
§  Cahaya :  Dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tumbuhan yang terpapar sinar matahari batangnya tumbuh tegak dan kokoh, serta dapat menghasilkan makanan sendiri dengan fotosintesis. Sedangkan tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap, batangnya lebih panjang tetapi pucat.
§  Suhu  : Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah suhu optimum. Pertunmuhan akan terhambat apabila berada pada suhu minimum dan maksimum.
§  Kelembapan :  Tanah yang lembab dan udara yang kering akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
§  Karbondioksida : Dibutuhkan untuk proses pembentukan zat makanan (fotosintesis). Apabila kekurangan karbondioksida, maka pembentukan makanan akan berkurang.

2.       Kesimpulan tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman :
Dari faktor-faktor yang ditulis diatas dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Faktor eksternal yaitu air, oksigen, cahaya, suhu, kelembapan, dan karbondioksida. Selain itu pertumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu hormon dan gen (kualitas biji).

VI.     Pembahasan
     Pengamatan pada biji kacang hijau yang ditanam pada gelas air mineral bekas dan disimpan di tiga tempat yang berbeda yakni pada tempat yang terpapar cahaya matahari, tempat yang  gelap, pada tempat yang terpapar sinar matahari dan ditutup dengan kertas karbon. Ada perbedaan pertumbuhan dari ketiga percobaan tersebut.
§  Pada hari pertama, biji kacang hijau telah mengalami pembelahan dan tumbuh. gelas yang ditutup karbon tinggi kecambah 0,5 cm. Di tempat terang tingginya 0,8 cm. Sedangkan di tempat gelap tingginya 1,5 cm.
§  Pada hari kedua, kecambah yang tertutup karbon tingginya 1 cm. Di tempat terang tingginya 1,3 cm. Sedangkan di tempat gelap tingginya 2,2 cm.
§  Pada hari ketiga, kecambah yang tertutup karbon menjadi sekitar 1,2 cm. Di tempat terang menjadi 1,5 cm dan batangnya berwarna kemerahan. Di tempat gelap tingginya sekitar 4 cm tetapi batangnya berwarna putih pucat.
§  Hari keempat, kecambah yang tertutup karbon mencapai tinggi 3 cm. Di tempat terang mencapai 3,5 cm. Di kedua tempat ini, daun kecambah berwarna hijau tua dan lebih lebar. Sedangkan pada tempat gelap daunnya berwarna hijau muda dan tidak lebar dengan batang yang tingginya sekitar 7 cm.
§  Hari kelima, kecambah yang tertutup karbon tingginya 8 cm dan tumbuh menuju arah datangnya sinar matahari. Pada tempat terang tingginya 8,2 cm, batangnya tumbuh tegak dan kokoh. Sedangkan di tempat gelap tingginya 12 cm Batangnya lebih panjang tetapi tidak tegak.


VII.       Kesimpulan
§  Pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih cepat, tetapi batang kecambah ini tidak tegak dan terlihat pucat. Sedangkan tanaman yang terpapar sinar matahari, batangnya tumbuh tegak dan daunnya pun lebih lebar. Kecambah yang tertutup kertas karbon dan diberi lubang, maka kecambah akan tumbuh kearah lubang tersebut karena menuju arah datangnya sinar matahari.

§  Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu air, oksigen, cahaya, suhu, kelembapan, dan karbondioksida. Sedangkan faktor internal yaitu hormon dan gen (kualitas biji).




















LAPORAN PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

 









Kelompok  :
v  Iis Amalia
v  Rio Prabowo
v  Sufitri
v  Winanda Sholechati
Kelas XII IPA 2



SMA NEGERI 2 PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


karya ilmiah pembuatan ikan asin

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Ikan Asin adalah salah satu makanan yang digemari masyarakat pesisir pantai karena rasanya enak dan harganya pun terjangkau. Selain itu, Ikan Asin juga makanan yang dapat bertahan lebih lama, tetapi proses pembuatannya memakan waktu yang relatif cukup lama. Hal itu dikarenakan, proses penjemuran Ikan Asin mengandalkan sinar matahari.
          Di Indonesia seringkalidianggap sebagai makanan orang-orang golongan menengah kebawah. Namun berbanding terbalik dengan di negara lain, Ikan Asin merupakan makanan favorit bagi orang-orang golongan menengah keatas. Karena Ikan Asin tidak hanya dapat diproduksi di Indonesia saja, melainkan juga diproduksi di negara-negara lain hanya cara pengolahan dan jenis ikan yang digunakan untuk membuatnya berbeda. Di negara lain, jenis ikan yang digunakan untuk membuat Ikan Asin biasanya ikan yang masih segar dan menggunakan ikan dengan kandungan gizi yang tinggi. Sedangkan, di Indonesia seringkali Ikan Asin dibuat dari iakan yang sudah tidak segar, dan menggunakan ikan dengan kandungan gizi yang rendah.

B.     Batasan Masalah
Sesuai dengan judul karaya ilmiah yaitu “Pembuatan Ikan Asin” maka pembahasan kami kali inu berkisar pada Pembuatan Ikan Asin yang baik dan benar agar Ikan Asin tidak lagi dianggap hanya sebagai makanan  bagi orang-orang golongan menengah kebawah. Pembahasan kali ini akan membatasi pada nilai-nilai gizi yang ada pada Ikan Asin jika Ikan Asin itu dibuat dengan baik dan benar, serta cara mengelola Ikan Ain menjadi lauk yang menggugah selera makan. Namun, kami lebih menitik beratkan pada proses pembuatan Ikan Asin.

C.    Tujuan Penulisan
Ø  Agar kita dapat mengetahui cara pembuatan Ikan Asin yang baik dan benar.
Ø  Menambah Pengetahuan dan Wawasan.
Ø  Menambah pengalaman dalam dunia kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI

Ikan asin

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan
Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging. Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging. Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.
Faktor-faktor yang berpengaruh    :
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan adalah sebagai berikut :
1.      Konsentrasi garam
       Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.
2.      Jenis garam
       Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
3.      Ketebalan daging ikan
Semakin tebal daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.
4.      Kadar lemak dalam daging
       Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.
5.      Kesegaran daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
6.      Suhu daging ikan
Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.



     Mengonsumsi ikan asin secara terus menerus itu dapat menyebabkan kanker, juga kanker nesofaring. Nasofaring adalah daerah tersembunyi yang terletak di belakang hidung berbentuk kubus. Bagian depan nasofaring berbatasan dengan rongga hidung, bagian atas berbatasan dengan dasar tengkorak, serta bagian bawah merupakan langit-langit dan rongga mulut.
Ikan asin itu merupakan mediator utama dalam pembentukan dan perkembangan virus  Epstein-Barr. Virus Epstein-Barr adalah virus yang berperan penting dalam timbulnya kanker nasofaring. Virus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di nasofaring tanpa menimbulkan gejala.



Bab III
Metodologi Penelitian

A.  Metode Pengumpulan Data
       Metode yang digunakan adalah metode survei dan observasi lapang. Data yang
dikumpulkan dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur yang antara lain
mencakup cara penangkapan ikan asin, cara pembelian ikan asin, cara pengasinan dan
penjualan.

B.  Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Survei
Yaitu dengan cara  memperoleh fakta dari gejala yang ada. Mencari keterangan secara faktual . dan Melakukan evaluasi secara lansung terhadap pengelola ikan asin.

C. Sumber data
Sumber data kami adalah seorang pengelola ikan asin yang berada di Belawan, yang bernama Ibu Rohayah, yang telah memulai usaha pembuatan ikan asin tahun 1994 atau sekitar 17 tahun yang lalu.

D. Analisis Data
Data yang terkumpul kenudian dianalisis secara deskriptip. Sedangkan untuk
mengetahui kelayakan usaha (aspek ekonomi)


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.  Pembuatan Ikan Asin
Pertama, ikan melalui tahap pembelahan, untuk memisahkan dari isi perutnya. Setelah itu, ikan dicuci hingga bersih.
Lalu berlanjut ketahap pemberian air garam ,untuk sebagai pangawet.
Proses pengawetan berlangsung selama satu(1) malam. Lalu ikan di jemur dibawah sinar matahari.

B.  Proses Pembuatan Ikan Asin
       Dalam pembuatan ikan asin , yang merupakan pekerjaan pokok adalah penggaraman dan pengeringan, meskipun demikian ada beberapa tahapan kegiatan yang sebetulnya dilakukan oleh Pengelola, yaitu:
1.         Pembersihan dan pembelahan ikan
 



  Pada tahap ini, pembersihan yang dilakukan adalah dengan memisahkan ikan dari isi perut ikan, sehingga lebih bersih. Dan selanjutnya dilakukan pembelahan pada ikan tersebut.



2.         Penggaraman
      






       Penggaraman atau pemberian garam dilakukan setela tahap 1 selesai. Garam yang diberikan adalah garam murni yang biasanya kandungan NaCl nya tinggi .
Perbandingan antara bahan baku ikan teri dengan garam adalah 2 : 1, jadi untuk 100 kg ikan garam yang dibutuhkan sekitar 50 kg.

3.    Penjemuran (Pengeringan)
    








       Ikan  yang telah diproses dalam penggaraman, kemudian dicuci bersih dan langsung dijemur di atas pin. Tempat penjemuran bebas dari naungan dengan tujuan agar sinar matahari dapat digunakan seluruhnya.
Proses Pengeringan yang dilakukan oleh pengelolah hanya dilakukan dengan memanfaatkan, jika cuaca mendukung / panas hanya membutuhkan waktu setengah hari untuk menjemur ikan tersebut hinga kering. Namun,jika cuaca tidak mendukung atau hujan , biasanya para penggelolah membutuhkan waktu untuk mengeringkan ikan tersebut sampai berhari-hari bahkan sampai ber mainggu-minggu.

C.    Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
Dalam pembuatan ikan asin hanya membutuhkan untuk proses pengawetan ikan berupa garam saja.
Biasanya untuk garam sebanyak 50 kg yang seharga Rp.48000 digunakan hanya untuk ikan 100 kilo saja. dan biasanya untuk ikan 100 kg, setelah melalui proses pembelahan dan pengeringan hanya sekitar 60 kg.


D.    Jenis-jenis ikan yang diasini berupa :
1.        ikan layang
2.        ikan gembung
3.        ikan dencis
4.        ikan pisang belah
5.        udang rebah
6.        ikan pisang bulat
7.        ikan parang-parang

E. Bahan Pengawet
         Hanya menggunakan Air dan Garam untuk pengawetan. Dan itu lebih terjamin kesehatannya bagi para pembeli. Baik yang untuk dikonsumsi sendiri atau untuk dijual kembali.








BAB V
RESEP PENGOLAHAN IKAN ASIN

1.    IKAN ASIN BALADO
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
§  150 gram ikan asin bulu ayam,
digoreng kering
§  2 batang serai, dimemarkan
§  4 lembar daun jeruk, dibuang
tulangnya
§  20 buah mata petai, goreng utuh
 dengan kulitnya, diiris panjang
§  1 buah tomat merah ukuran kecil, dipotong-
potong
§  1 sendok makan asam jawa, (dari 1 sendok teh asam jawa dan 2 sendok makan air)
§  1/2 sendok teh garam
§  1/4 sendok teh gula pasir
§  100 ml minyak untuk menumis

Bumbu Tumbuk Kasar :
§  12 buah cabai merah besar (200 gram)
§  8 buah cabai merah keriting (50 gram)
§  8 butir bawang merah
Cara Pengolahan :
1.    Tumis bumbu tumbuk kasar, serai, daun jeruk, dan petai sampai harum. Masukkan    tomat dan air asam jawa. Tumis sampai layu. Tambahkan garam dan gula pasir. Aduk rata.
2.    Masukkan ikan asin. Aduk sampai terbalut rata.
2.    IKAN ASIN PEDAS






Bahan – bahan :
·       250 gr ikan asin gabus, potong uk 2 cm x 2 cm
·       2 bh cabe merah, iris tipis serong
·       4 bh bawang merah, iris tipis
·       1 bh jeruk nipis, airnya saja
·       3 sdk makan minya goreng
Cara memasak :
1.    Siram ikan asin gabus dengan air mendidih, biarkan hingga dingin, cuci dan tiriskan
2.    Panaskan minyak yang cukup banyak di atas pengorengan dengan api sedang
3.    Masukkan ikan asin tadi kemudian goreng hingga matang.
4.    Angkat dan tiriskan.
5.    Panaskan minyak sesuai resep, masukkan bawang merah dan tumis hingga harum
6.    Tambahkan cabe merah, aduk rata, tumis hingga layu
7.    Kecilkan api, lalu masukkan ikan asin yang sudah digoreng dan air jeruk nipis.
8.    Aduk rata, angkat dan sajikan.



3.    PEPES IKAN ASIN PEDA
Bahan :
·       2 bh ikan peda putih
·       200 ml santan kental
·       10 pucuk daun kemangi
·       2 lbr daun salam
·       2 bh cabai merah, iris serong
·       2 bh tomat merah, iris kasar
·       10 bh cabai rawit merah
·       200 g daun singkong, rebus, iris halus
·       2 btg serai, memarkan
·       4 lbr daun jeruk
·       1/2 sdt garam (secukupnya)
·       1 sdt gula pasir
·       Daun pisang secukupnya
       Bumbu Halus Pepes Ikan Asin Peda :
·       1/2 ruas jari kunyit
·       5 btr bawang merah
·       3 siung bawang putih
·       5 butir kemiri
Cara Membuat :
  1. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan salam, serai, dan daun jeruk. Masukkan santan kental, daun singkong, dan ikan peda. Tambah garam dan gula pasir. Masak hingga kering. Angkat.
  2. Taruh ikan peda dan sayuran di atas daun pisang, tambahkan tomat, cabai merah, cabai rawit utuh, dan daun kemangi.
  3. Kukus pepes selama 10 menit dan bakar di atas bara.
  4. Sajikan pepes peda dengan nasi hangat.


BAB VI
PENUTUP

A.       Kesimpulan
1.      Pengasinan ikan Asin di daerah Belawan dilakukan secara tradisional, dengan proses tahapan sebagai berikut : pembersihan - penggaraman – penjemuran.

2.      Dari hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan . artinya usaha ini layak untuk dikembangkan. Karena mendapatkan keuntungan yang lumayan.


B.       Saran
1.        Perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas ikan asin  yang dihasilkan sehingga dapat bersaing dengan produk ikan asin  dari daerah lain bahkan di pasar global.

2.        Perlu dikembangkan usaha pengasinan ikan asin ini dari skala rumah tangga menjadi skala usaha yang lebih besar.





DAFTAR PUSTAKA

www.Google.com